BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang serba canggih dengan
perkembangan yang cepat serta banyak metode - metode dalam dunia pendidikan
maupun dalam dunia bisnis merupakan sudah menjadi sebuah tuntutan bagi manusia
supaya menjadi manusia yang cakap dalam menjalani kehidupan.
Dengan
sebuah kecakapan seseorang akan mampu menghadapi situasi apapun baik yang
berhubungan dengan pendidikan maupun kemasyarakatan, tidak hanya berprioritas
pada kepandaian dalam dunia pendidikan. Bahkan dengan kemajuan teknologi
dan informasi manusia dapat berkomunikasi di belahan dunia manapun, sehingga
komunikasi menjadi penting. Rahmat mengemukakan, penelitian membuktikan bahwa
75% waktu bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi
Sehubungan dengan hal tersebut
banyak lembaga-lembaga pendidikan baik yang formal maupun non formal
mengembangkan berbagai kreatifitas - kreatifitas bagi anak didik, mengembangkan
sumber daya manusia baik kognisi, afeksi dan psikomotor melalui macam-macam
kegiatan khususnya berkaitan dengan komunikasi .
Di samping
itu juga dalam kaitannya,. W.S. Wingkel memaparkan dalam bukunya Psikologi
Pengajaran bahwa bentuk belajar teoritis bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam
bidang-bidang ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Retorika
Retorika adalah teknik pemakaian bahasa seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Dua aspek penting dalam retorika adalah
Retorika adalah teknik pemakaian bahasa seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Dua aspek penting dalam retorika adalah
v pengetahuan mengenai bahasa
v penggunaan bahasa dengan baik.
Pada abad XX kembali mengambil tempat lagi sebagai cara
untuk menyajikan berbagai macam bidang pengetahuan dalam bahasa yang baik dan
efektif. Retorika menitikberatkan pada seni oratori atau teknik berpidato.
Tujuan retorika untuk menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari tulisan yang bersifat prosa atau wacana lisan yang berbentuk pidato atau ceramah,untuk mempengaruhi sikap dan perasaan orang.
Tujuan retorika untuk menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari tulisan yang bersifat prosa atau wacana lisan yang berbentuk pidato atau ceramah,untuk mempengaruhi sikap dan perasaan orang.
B.
Kepribadian Pembicara
Untuk menjadi seorang pembicara, tidak perlu memiliki
pendidikan tinggi. Perhatian pendengar terhadap pembicara tergantung pada keterampilan
berbicara, ketepatan argumentasi dan pada daya meyakinkan yang dipancarkannya.
Untuk mencapai sukses yang besar memang tidaklah
mudah. Tetapi mencapai kepribadian adalah jauh lebih sukar. Untuk mempertinggi
penampilan secara menarik, diberikan beberapa anjuran dan nasihat sebagai
berikut :
- Mencari orang besar yang dapat dijadikan contoh atau model
- Membuat satu daftar kelemahan pribadi, sebagai patokan dalam usaha untuk mengurangi atau menghilangkaanya
- Mencari dan mengambil pengetahuan baru
- Melatih pikiran dan kesanggupan berkonsentrasi
- Memperluas perbendaharaan kata
- Membaca buku-buku yang baik
- Lebih baik belajar mendengar
- Memperhatikan manusia secara teliti
- Mempelajari bahasa asing
Untuk
Membina kepribadian, di bawah ini disertakan beberapa patokan :
- Publik tidak akan memberikan kepercayaan kepada seorang pembicara secara Cuma-Cuma. Dia sendiri harus memperolehnya dengan usaha yang keras
- Rasa pasti seorang pembicara menentukan juga rasa pasti waktu penampilannya
- Orang tidak dapat menghilangkan kelemahan kelemahan manusiawinya, kalau orang itu tidak mengenal kelemahan itu atau kalau orang lain tidak memberitahukannya.
- Adalah lebih gampang untuk mengenal sepuluh kesalahan dan kelemahan orang lain, daripada mengenal kesalahan dan kelemahan pada diri sendiri.
- Tampillah secara meyakinkan, Bukalah Mulutmu, Bicaralah dan Berhentilah dengan Segera.
- Siapa yang tergelincir karena lidah dapat menghancurkan dirinya sendiri.
Ada tiga hal yang membuat kita takut
dalam berpidato di depan orang banyak (publik) : ketakutan, sempitnya wawasan
dan sedikit pengalaman. Tiga hal tersebut bukanlah masalah hanya kendala yang
dapat di antisipasi oleh diri kita sendiri.
Dale carnigie memberikan sebuah rumusan agar kita dapat mengantisipasi hal tersebut:
1. Mulailah dengan motivasi yang kuat (Ikhlas)
2. Ketahuilah sepenuhnya apa yang kita bicarakan (Pengetahuan)
3. Bicaralah dengan penuh keyakinan (Semangat)
4. Berlatihlah…berlatihlah…berlatihlah…(Pembiasaan-Dibiasakan)
Dale carnigie memberikan sebuah rumusan agar kita dapat mengantisipasi hal tersebut:
1. Mulailah dengan motivasi yang kuat (Ikhlas)
2. Ketahuilah sepenuhnya apa yang kita bicarakan (Pengetahuan)
3. Bicaralah dengan penuh keyakinan (Semangat)
4. Berlatihlah…berlatihlah…berlatihlah…(Pembiasaan-Dibiasakan)
DR. Akrim Ridha secara ringkas mengatakan selain dari tiga hal di atas yang menyebabkan kita takut berbicara di depan publik adalah:
1. Ketakutan yang menular dari orang lain
2. Perhatian terhadap sebagian hadirin audiens
3. Berlebih-lebihan dalam meng-interprestasikan sikap dan tindakan salah seorang audiens
4. Pengalaman yang gagal.
Untuk dapat memberikan sesuatu maka
sebelumnya kita harus memiliki sesuatu.Sebelum berorasi atau berpidato, kita
harus menguasai apa yang hendak kita sampaikan. Dan untuk itu di perlukan
langkah-langkah awal :
Ø 1. Apa Yang
di Telaah?
Pengetahuan tentang berbagai sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan yang di perlukan, adalah satu pintu gerbang yang luas untuk meningkatkan wawasan kita.
Pengetahuan tentang berbagai sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan yang di perlukan, adalah satu pintu gerbang yang luas untuk meningkatkan wawasan kita.
Ø 2. Apa Yang
Di Seleksi?
Tanggung jawab seorang pembicara di depan publik sangat besar, karenanya ia harus memainkan peran tersebut. Dalam membuat materi pidato atau pemikiran yang hendak di sampaikan seorang pembicara harus mengambil sumber pemikirannya
Tanggung jawab seorang pembicara di depan publik sangat besar, karenanya ia harus memainkan peran tersebut. Dalam membuat materi pidato atau pemikiran yang hendak di sampaikan seorang pembicara harus mengambil sumber pemikirannya
Ø 3. Apa Yang
Di Susun?
Bagaimana kita menyusun sebuah teks pidato atau bahan pemikiran?
· Buatlah sebuah “pikiran utama” (tema yang hendak dibicarakan)
· Kemudian buatlah “pikiran-pikiran penjelas” yang menjelaskan pikiran utama
· Untuk memperkaya wawasan, koleksi berbagai buku yang sesuai dengan tema yang hendak disampaikan (sumber pemikiran)
· Serta banyak membaca dan mencari informasi dari berbagai media untuk memperkaya referensi
Bagaimana kita menyusun sebuah teks pidato atau bahan pemikiran?
· Buatlah sebuah “pikiran utama” (tema yang hendak dibicarakan)
· Kemudian buatlah “pikiran-pikiran penjelas” yang menjelaskan pikiran utama
· Untuk memperkaya wawasan, koleksi berbagai buku yang sesuai dengan tema yang hendak disampaikan (sumber pemikiran)
· Serta banyak membaca dan mencari informasi dari berbagai media untuk memperkaya referensi
Ø 4. Apa Yang
Di Hafal?
Berusalah menghafal sebagian dari pengetahuan, agar memudahkan kita dalam menyiapkan dan menghafal pidato serta opini yang hendak kita lontarkan.
Dalam memberikan sebuah ceramah, pidato ataupun menyatakan opini tidak cukup hanya hal-hal yang telah di jelaskan diatas saja . Ada satu hal lagi yang di perlukan paling tidak yaitu sebuah komunkasi efektif.
Berusalah menghafal sebagian dari pengetahuan, agar memudahkan kita dalam menyiapkan dan menghafal pidato serta opini yang hendak kita lontarkan.
Dalam memberikan sebuah ceramah, pidato ataupun menyatakan opini tidak cukup hanya hal-hal yang telah di jelaskan diatas saja . Ada satu hal lagi yang di perlukan paling tidak yaitu sebuah komunkasi efektif.
Ø 5. Komunikasi
Yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah salah faktor keberhasilan dalam berorasi di depan publik. Sebagian besar masalah yang timbul dalam berorasi atau berpidato adalah masalah komunikasi. Jika memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif akan mampu meminimalisir konflik yang terjadi.
Komunikasi yang efektif adalah salah faktor keberhasilan dalam berorasi di depan publik. Sebagian besar masalah yang timbul dalam berorasi atau berpidato adalah masalah komunikasi. Jika memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif akan mampu meminimalisir konflik yang terjadi.
C. Prinsip
Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka di perlukan prinsip komunikasi yang penting yaitu:
1. Seluruh perilaku mengkomunikasikan sesuatu dengan sengaja atau tidak sengaja (tangan, mulut, wajah,baju,dll)
2. Komunikasi non verbal sangat berpengaruh terhadap persepsi
3. Konteks berpengaruh terhadap komunikasi
4. Arti terdapat pada orang bukan pada kata-kata. Kita masih melihat siapa yang berbicara dan apa yang di katakannya, dan kita umumnya tidak melihat kata-kata dan cara penyampaiannya.
5. Komunikasi memerlukan keternukaan dari pengirim dan penerima
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka di perlukan prinsip komunikasi yang penting yaitu:
1. Seluruh perilaku mengkomunikasikan sesuatu dengan sengaja atau tidak sengaja (tangan, mulut, wajah,baju,dll)
2. Komunikasi non verbal sangat berpengaruh terhadap persepsi
3. Konteks berpengaruh terhadap komunikasi
4. Arti terdapat pada orang bukan pada kata-kata. Kita masih melihat siapa yang berbicara dan apa yang di katakannya, dan kita umumnya tidak melihat kata-kata dan cara penyampaiannya.
5. Komunikasi memerlukan keternukaan dari pengirim dan penerima
D. Prinsip – Prinsip
Penyampaian Pidato
Ada
dua pandangan tentang penyampaian pidato :
-
Pidato sebagai sejenis percakapan yang diperluas (anenlarged conversation)
asalkan kita menguasai bahan yang dipergunakan, pidato akan berjalan dengan
sendirinya.
-
Pidato merupakan peristiwa yang khas, yang memerlukan bakat dan keterampilan
yang khas juga, tidak semua orang dapat menyampaikan pidato.
Kedua pendapat ini setengah benar,
Memang benar Pidato merupakan peristiwa yang khas, tetapi ke khasannya sama
sekali tidak berarti bahwa hanya orang tertentu saja yang dapat menyampaikan
pidato. Setiap orang dapat menyampaikan pidato dengan baik bila mereka
mengetaui dan mempraktekan tiga prinsip penyampaian pidato
1. Peliara
Kontak visual dan kontak mental dengan khalayak ( Kontak )
2. Gunakan
Lambang – Lambang Auditif ( Olah Vokal )
3.
Berbicara dengan seluruh kepribadian anda ( Oleh Visual ).
v Kontak
Pidato adalah komunikasi tatap
muka, yang bersifat dua arah. Walau pembicara lebih banyak mendominasi
pembicaraan, ia harus “mendengarkan” pesan – pesan yang disampaikan para
pendengarnya ( baik berupa kata – kata atau bukan kata – kata ). Teknik pertama
untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada khalayak, “Hadirin tidak akan memperhatikan pembicara
yang tidak memperhatikan mereka” inilah kontak Visual.
Disamping kontak Visual, anda juga
melukukan kontak mental. Perhatikan “Feedback”
umpan balik dari mereka, dan sesuikan pembicaraan anda dengannya. Anda
melihat mereka mengantuk, masukan bahan – bahan yang menarik perhatian.
v Karakteristik Olah
Vokal
Mekanisma olah vokal mengubah bunyi
menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Tapi cara kita mengeluarkan suara
memberikan makna tambahan atau bahkan membelokan mana kata, ungkapan atau
kalimat. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal :
·
Kejelasan
(Intelligibility
·
Fisiologis
·
Artikulasi
·
Kekerasan
bunyi
·
Psikologis
·
Pelapalan
·
Keragaman (Variety)
·
Ritma
( Rhythm), keteraturan dalam meletakan tekanan pada bunyi, suku kata, tata
kalimat atau paragraph. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress
atau aksen. Tekanan panjang (seperti paragraph ) disebut tempo.
v Olah
Visual
Pribahasa Arab mengatakan
“Lisanul hal aqwa min lisanil maqal” (Lisan
keadaan lebih kuat dari lisan ucapan). Lisan keadaan diabagi dua hal :
1.
Gerakan
Fisik (Physical Action) atau Tubuh (Bodily Action)
Gerak Fisikal digunakan
paling tidak untuk tiga hal :
-
Menyampaikan
Makna
-
Menarik
Perhatian
-
Menumbuhkan
kepercayaan diri dan semangat.
2.
Alat – Alat
Visual
Karakteristik Isyarat
yang baik :
1.
Isyarat yang
baik bersifat spontan dan alamiah.
2.
Isyarat yang
baik mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh
3.
Isyarat yang
baik dilakukan pada waktu yang tepat.
4.
Isyarat yang
baik dilakukan penuh, tidak sepotong – sepotong.
5.
Kekuatan
Isyarat itu harus sesuai dengan gagasan yang dikemukakan.
6.
Isyarat yang
baik harus sesuai dengan besar dan jenis khalayak.
7.
Isyarat yang
baik bervariasi
E. Kecemasan
Dalam Berpidato
Orang takut pidato terutama karena dari penonton dan tidak
ingin terlihat seperti kegagalan di depan mereka. Langkah pertama untuk
meminimalkan kecemasan pidato adalah untuk mengetahui audiens Anda dan
mempersiapkan pidato sesuai dengan apa yang mereka akan mengerti yang terbaik
Pidato harus dalam kata-kata sederhana. Cobalah untuk menghafal konsep
dan aliran topik, bukan kata-kata menghafal. Konsep-konsep sulit dapat
disederhanakan dan diletakkan di depan penonton dengan bantuan alat bantu
visual, seperti PowerPoint atau lebih proyektor kepala.
Teknik yang paling penting untuk mencegah kecemasan bicara untuk
berlatih, berlatih dan berlatih lagi. Mengetahui pidato anda dengan baik, akan
memberi Anda kepercayaan diri yang diperlukan untuk melatih pidato. Praktek
harus dilakukan sendiri, di depan cermin dan kemudian penonton palsu.
Seringkali orang, video tape bicara mereka untuk meninjau nanti dan memperbaiki
apa-apa kurang.
Sebelum hari sebenarnya dari pidato tersebut, latihan untuk menyegarkan
diri, makan yang tepat dan berpakaian dengan pakaian terbaik Anda untuk
meningkatkan rasa percaya diri Anda. Hindari memakai sepatu bertumit tinggi
atau pakaian ketat sebagai sesuatu yang tidak nyaman yang bisa mengalihkan
perhatian Anda dari pidato Anda.
Cara terbaik untuk memulai pidato
secara perlahan dan jelas. Cobalah untuk tetap setenang mungkin, bernapas
dalam-dalam di antara topik. Beri diri Anda istirahat di antara saat Anda pergi
ke proyektor atau layar.
Gejala-gejala
kecemasan berbicara mungkin mulai tiba-tiba. Jika Anda merasa timbulnya
tersipu, berkeringat atau Anda merasa balap hati Anda, jeda sejenak, mengingat
kembali pikiran dan terus seolah-olah tidak ada yang terjadi. Berlatih tindakan
ini akan membawa Anda ke tahap ketika Anda akan berada dalam kontrol total
pidato Anda.
Meskipun hampir
setiap orang memiliki kecemasan pidato mengalami suatu saat dalam hidup mereka,
ada beberapa orang yang telah diatasi dengan kecemasan berbicara sedemikian
rupa mereka benar-benar menghindari situasi dimana mereka mungkin harus
memberikan pidato. Seringkali, ini fobia berbicara di depan umum mengambil alih
kepribadian mereka dan membuat mereka kehilangan peluang besar dalam hidup.
Gejala ini dinamakan Stres Kerja (
Performance Stress) atau bisa disebut demam panggung (Stage fright).
Gejala yang dirasakan biasanya :
- Detak jantung
yang cepat
- Telapak tangan
/ punggung berkeringat
- Napas terengah
– engah
- Mulut kering
dan sukar menelan
- Tegang
-
Suara bergetar
-
Bicara tidak jelas
-
Tidak bisa berkonsentrasi
-
Lupa / Sukar mengingat.
Gejala
timbul karena reaksi alamiah kepada ancaman, begitu makhluk menghadapi ancaman,
ia bersiaga untuk melawan (fight) atau melarikan diri (flight).
Ø
Sebab – sebab Kecemasan Komunikasi
Pertama,
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia
menghadapi sejumlah ketidak pastian. Latihan dan pengalaman sangat mempengaruhi
sebab ini.
Kedua,
Orang yang tahu ia akan dinilai, karna
berhadapan dengan penilai membuatnya gugup.
Ketiga,
Kecemasan Komunikasi dapat menimpa bukan
pemula, tetapi orang – orang yang dikenal sebagai pembicara yang baik, biasanya
ini terjadi karena pembicara berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak
siap.
Ø
Metode Mengendalikan Kecemasan Komunikasi
Sebab Kecemasan
Komunikasi dapat dilacak pada tiga hal :
-
Kurangnya pengetahuan tentang retorika.
-
Tidak ada pengalaman dalam berpidato
-
Sedikit atau tidak ada persiapan
v Ada dua metode
mengendalikan Kecemasan Komunikasi ;
1.
Metode Jangka Panjang, yaitu ketika kita secara berangsur – angsur
mengembangkan keterampilan mengendalikan kecemasan komunikasi.
2.
Metode Jangka Pendek, yaitu ketika kita harus segera mengendalikan kecemasan
berbicara pada waktu atau sebelum penyampaian pidato dengan katalain yang
pertama adalah proses belajar yang panjang dan yang kedua yakni pintu darurat
ketika pesawat dalam keadaan berbahaya.
v Berikut Tips
menggunakan metode jangka pendek :
-
Hadapi Gejalanya, gunakan teknik – teknik relaksasi untuk mengendurkan otot
anda.
-
Memancing respons dari hadirin pada permulaan berbicara.
-
Mengetahui Keterampilan berbicara dan persiapan yang baik.
v Kompenen
– Komponen Kredibilitas
Kredibilitas
tidak melekat pada diri sipembicara, kredibilitas terletak pada persepsi
khalayak tentang pembicara. Karna kredibilitas itu sama dengan persepsi
khalayak tentang komunikator, kredibilitas dapat dibentuk dan dibangun.
Kredibilitas
memiliki tiga bagian :
-
Kredibilitas Awal (Initial Credibility)
-
Kredibilitas yang timbul selama sipembicara berpidato (Derived Credibility)
-
Kredibilitas Akhir (Terminal Credibility)
Kredibilitas
hasil penilaian orang lain tentang diri kita, setelah mereka menerima informasi
tentang kita langsung maupun tidak langsung. Glenn R. Capp dan G. Richard Capp,
Jr. dalam Besic Oral Communication, menjelaskan 5 cara bagaimana anda
dinilai :
1.
Anda dinilai antara lain dari reputasi yang mendahului anda
2.
Perkenalan tentang anda
3.
Apa yang anda ucapkan
4.
Cara anda berkomunikasi
5.
Pernyataan – pernyataan yang menciptakan ethos (Kesan yang baik mengenai anda)
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Pidato harus dalam kata-kata sederhana. Cobalah untuk menghafal konsep
dan aliran topik, bukan kata-kata menghafal. Konsep-konsep sulit dapat
disederhanakan dan diletakkan di depan penonton dengan bantuan alat bantu
visual, seperti PowerPoint atau lebih proyektor kepala.
Teknik yang paling penting untuk mencegah kecemasan bicara untuk
berlatih, berlatih dan berlatih lagi. Mengetahui pidato anda dengan baik, akan
memberi Anda kepercayaan diri yang diperlukan untuk melatih pidato. Praktek
harus dilakukan sendiri, di depan cermin dan kemudian penonton palsu.
Sebelum hari sebenarnya dari pidato tersebut, latihan untuk menyegarkan
diri, makan yang tepat dan berpakaian dengan pakaian terbaik Anda untuk
meningkatkan rasa percaya diri Anda. Hindari memakai sepatu bertumit tinggi
atau pakaian ketat sebagai sesuatu yang tidak nyaman yang bisa mengalihkan
perhatian Anda dari pidato Anda. Cara terbaik untuk memulai pidato secara
perlahan dan jelas. Cobalah untuk tetap setenang mungkin, bernapas dalam-dalam
di antara topik.
b.
Saran
Mulai sekarang, pergunakanlah
segala kesempatan, baik dalam percakapan pribadi maupundalam diskusi kelompok
untuk berbicara atau mengemukakan pendapat.Untuk mengatasi rasa takut dan cemas sebelum berbicara, berusahalah dalam 5
menit pertama untuk berbicara. Dengan cara ini anda akan melihat bahwa rasa
takut dan cemaskan rasa berkurang
Satu, ketentuan dasarilah yang penting, persiapan harus teliti mungkin dan
sebaik mungkin tidak boleh tergesa-gesa dan dikejar oleh waktu, lainnya adalah
“janganlah anda terlalu memikirkan penampilan anda tetapi pikirkan apa yang mau
anda sampaikan kepada pendengar anda.”
DAFTAR
PUSTAKA
Hendrikus, Dori Wuwur . 1991.Retorika, Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi.
Yogyakarta: Kanisius
http://nesaci.com/pengertian-dan-prinsip-dasar-retorika/.Rikez.
21 Januari 2012. 11:00
http://id.berita.yahoo.com/tipe-kepridabian-turut-tentukan-sukses-berkomunikasi-024603827.html.
Republika – Jum, 16 Sep 2011.13:45
http://id.shvoong.com/law-and-politics/political-philosophy/2096138-pengertian-retorika/.Kasijanto Sastrodinomo 04
Januari, 2011.19:07
http://www.tempo.co/read/opiniKT/2012/03/14/1787/Retorika-Anas-Urbaningrum.
Selasa, 13 Maret 2012 | 05:36 WIB
http://nasional.inilah.com/read/detail/1839820/denny-indrayana-pandai-retorika.
Ajat M Fajar. Senin,
12 Maret 2012 | 15:49 WIB
http://www.slideshare.net/sindicate005/retorika. Gilang Gaviasa. Feb 21, 2010
http://alzenapresent.blogspot.com/2009/12/mengatasi-kecemasan-berbicara-di-depan.html.
Zona Zena. 03:10
http://www.scribd.com/doc/39539509/kecemasan-berbicara.
http://ruangpsikologi.com/sekilas-kajian-klinis-kecemasan-berbicara-di-depan-umum.10
November 2009
http://www.sabdaspace.org/mengatasi_rasa_cemas_ketika_berbicara_di_depan_umum.
Purnawan Kristanto
- Posted on February 25th, 2007
http://mohammadilhamsiddiq.wordpress.com/category/berbicara-di-depan-umum/.mohammadilhamsiddiq
http://www.attayaya.net/2011/04/tata-cara-pidato-yang-baik-dan-benar.html.
Blogger Bertuah 2011-04-23 jam 13:17 Attayaya
http://ridwanaz.com/umum/akademik/persiapan-sebelum-berpidato/admin. June 21, 2009
http://metroaktual.com/read/cara-menanggulai-rasa-takut-saat-pidato.html.Aktual.com.
15 November 2011. 19:59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar